TAMAN dan parkir bawah tanah (basement) kantor Pemerintah Kota (Pemkot) Bekasi kini menjadi ‘kuburan’ massal bagi puluhan mobil dinas pemerintah setempat. Meski rata-rata baru berusia di bawah lima tahun, mobil-mobil berpelat merah itu dibiarkan teronggok tanpa ada yang merawat.
“Sebenarnya, mobil-mobil itu masih bisa dipakai. Namun, karena sudah tidak lagi jadi kendaraan operasional utama, para pegawai memarkirkannya di situ hingga kondisinya jadi rusak,” ujar seorang anggota Satpol PP yang tengah bertugas, kemarin.
Ia menuturkan semua kendaraan itu sudah terparkir selama berbulan-bulan tanpa ada yang merawat. Tidak ada seorang pun dari Pemkot Bekasi yang memanaskan mesin mobil itu.
Tampilan ? sik mobil pun memprihatinkan. Debu setebal 1 cm menempel di seluruh bodi kendaraan.
Bahkan tak sedikit kaca spion mobil yang hilang. Kalaupun ada yang masih menempel, kacanya sudah pecah.
“Itu lihat, semua mobil yang terparkir di sini, bannya sudah kempis semua.
Wiper (penyapu air di kaca depan) juga banyak yang hilang,” kata petugas itu.
Saat ditemui, Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi menyesalkan minimnya perawatan terhadap mobilmobil yang dibeli menggunakan uang rakyat itu.
Ia akan menyuruh bawahannya untuk segera mendata ulang inventaris kendaraan dinas.
Nantinya, mobil-mobil tersebut akan kembali dioperasikan bagi instansi yang membutuhkan.
“Masak baru lima tahun sudah tidak bisa dipakai lagi? Kita akan data dan jika masih layak pakai atau kerusakannya tidak seberapa, akan diberikan ke instansi yang membutuhkan,” ungkap Rahmat.
Ia menambahkan, saat ini beberapa instansi masih memerlukan tambahan kendaraan operasional. Misalnya puskesmas, Satpol PP, kantor kecamatan, dan kelurahan.
“Nanti kita akan berikan untuk operasional mereka, daripada tidak difungsikan seperti ini,” ujarnya.
Kepala Bidang Aset Badan Pengelolaan Keuangan dan Daerah (BPKAD) Bekasi Heri Suparjan mengatakan kerusakan mobil-mobil tersebut bervariasi. Namun, lima di antaranya memang telah mengalami kerusakan parah.
“Dari 30 unit mobil dinas yang tak lagi difungsikan, lima di antaranya memang telah rusak parah, dan biaya perbaikannya melebihi harga membeli satu buah mobil bekas,” ujarnya. (Gana Buana/J-1) Media Indonesia, 28 Januari 2016, Halaman 20
Tidak ada komentar:
Posting Komentar