17 Desember 2014

Bekasi Intensifkan Pengawasan

PEMERINTAH Kota (Pemkot) Bekasi, Jawa Barat, mengintensifkan pengawasan terhadap ribuan reklame di wilayah itu guna mengantisipasi kejadian roboh selama musim hujan.

“Saat ini tercatat ada sekitar 7.182 reklame milik swasta dan 43 reklame milik pemerintah daerah. Semuanya kita awasi dan kita rawat kalau ada yang rawan,“ kata Sekretaris Dinas Pertamanan, Pemakaman, dan Penerangan Jalan Umum Kota Bekasi, Hudi Wijayanto, di Bekasi, pekan lalu.

Menurut dia, saat ini pengawasan diintensifkan guna mengantisipasi peristiwa robohnya sejumlah reklame akibat puting beliung pada Jumat (28/11) lalu kembali terulang.“Beberapa hari yang lalu ada reklame dan pohon kita yang rusak akibat diterjang puting beliung,“ katanya.

Total reklame yang rusak akibat angin kencang ada 28 unit, mulai ukuran kecil hingga besar. Empat tiang penerangan jalan umum (PJU) yang roboh dan sembilan tiang PJU lainnya miring. “Pohon ada 20 yang tumbang dari akarnya, dan 110 pohon patah pada bagian dahan di sejumlah jalan utama,“ katanya.

Adapun upaya penanganan terhadap sejumlah reklame difokuskan pada yang sudah berkarat dan rawan roboh. “Kita akan survei reklame.Ada anggaran pemeliharaan setiap tahun untuk perawatan,“ katanya.

Padahal, reklame di kota Bekasi yang resmi berizin hanya 30 persen. Hudi bahkan pernah mengatakan penertiban perizinan reklame di dua lokasi, yakni Metropolitan Mal dan Mega Bekasi Hypermall, menunjukkan terdapat 357 titik reklame. Dari jumlah itu, hanya 54 yang memiliki izin, sedangkan empat lainnya dalam proses perizinan. Ia menuturkan reklame tersebut terdiri atas billboard, sign board, spanduk, umbul-umbul, banner, dan media iklan lainnya.

Kondisi itu mengakibatkan kebocoran pendapatan asli daerah (PAD) Kota Bekasi dari sektor pajak reklame cukup tinggi.
Padahal Pemkot Bekasi seperti dinyatakan oleh Wali Kota Rahmat Effendi mengatakan menargetkan pendapatan dari reklame sebesar Rp30 miliar. (Ant/J-4) Media Indonesia, 09/12/2014, halaman 9

Tidak ada komentar:

Posting Komentar